Selasa, 01 Desember 2009

Khasiat buah pisang

Jangan menyepelekan khasiat buah pisang. Selain menjadi favorit sebagian besar atlet lokal maupun internasional, karena mengenyangkan tapi tak membuat gemuk, pisang juga sangat berkhasiat bagi kesehatan serta kecantikan.

Buah ini tak hanya mudah di cerna, tapi juga mengandung 9 kandungan gizi dan mengembalikan energi. Dibanding buah lain, pisang memang cenderung mudah dinikmati karena tidak perlu lagi diolah.

Asal tahu saja, sebuah pisang yang matang akan mengandung 99 gram (gr) kalori, 1,2 gr protein, 0,2 gr lemak, 25,8 miligram (mg) karbohidrat, 0,7 gr serat, 8 mg kalsium, 28 mg fosfor, 0,5 mg besi, 44 RE vitamin A, 0,08 mg vitamin B, 3 mg vitamin C dan 72 gr air.

Namun untuk mendapatkan manfaatnya, Anda perlu cermat memilih. Pasalnya hanya pisang yang matang saja yang dapat mengubah gula darah menjadi glukosa alami, serta cepat diabsorsi ke dalam peredaran darah.

Ciri-ciri pisang yang matang, adalah pisang yang kulitnya berwarna hijau kekuning-kuningan dengan bercak cokelat atau kuning. Semua kandungan dalam pisang matang tersebut, akan memberikan beberapa manfaat kesehatan, terutama bagi:

1. Sumber Tenaga
Pisang dapat dicerna dengan mudah, sehingga gula yang terdapat didalamnya akan diubah menjadi sumber tenaga yang baik untuk pembentukan tubuh, kerja otot dan juga sangat bagus untuk menghilangkan lelah.

2. Ibu Hamil
Wanita yang tengah hamil dianjurkan untuk mengkonsumsi pisang, karena mengandung asam folat tinggi yang penting bagi kesempurnaan janin, pembentukan sel-sel baru dan mencegah terjadi cacat bawaan.

Sebuah pisang matang, akan mengandung sekitar 85-100 kalori. Sehingga dengan memakan dua pisang segar, kebutuhan asam folat yang sekitar 58 mikrogram dapat terpenuhi. Di samping itu pisang akan membantu menjaga kadar gula darah yang dapat mengurangi morning sick, sehingga pisang sangat baik untuk cemilan ibu hamil.

3. Penderita Anemia
Kandungan zat besi yang cukup tinggi pada pisang, dapat menstimulasi produksi hemoglobin dalam darah bagi penderita anemia. Dua buah pisang sehari, sangat baik untuk penderita anemia.

4. Penderita Sakit Maag
Sebagai buah yang dapat dikonsumsi langsung, pisang tak membuat iritasi atau kerusakan usus bagi penderita maag. Buah ini sering digunakan untuk melawan penyakit usus, sebab teksturnya lembut.

Pisang juga dapat menetralkan kelebihan asam lambung dan melapisi perut sehingga mampu mengurangi iritasi. Bagi yang mengalami penyakit usus atau kolik akibat asam lambung, Anda dapat mengkonsumsinya dengan di campur pada segelas susu cair.

5. Penderita Penyakit Lever
Bagi penderita lever, dua buah pisang sehari dengan tambahan satu sendok madu, akan baik untuk menambah nafsu makan dan meningkatkan kuat.

6. Penderita Luka Bakar
Khusus untuk penderita luka bakar, Anda dapat menggunakan daun pisang sebagai pengobatan. Caranya, kulit yang terbakar dioles dengan campuran abu daun pisang dan minyak kelapa. Campuran ini mampu mendinginkan kulit yang terbakar.

7. Yang Mengalami Stress
Pisang mengandung potasium, yaitu mineral vital yang membantu menormalkan detak jantung, mengirim oksigen ke otak dan mengatur keseimbangan kadar air dalam tubuh. Ketika mengalami stress, metabolisme tubuh akan meningkat drastis sehingga mengurangi kadar potasium tubuh. Dengan pisang, potasium dalam tubuh kadarnya akan seimbang.

8. Penderita Stroke
Berdasarkan riset The New England Journal of Medicine, mengkonsumsi pisang setiap hari akan menurunkan resiko kematian akibat stroke hingga 40%.

9. Mengontrol Temperatur
Di beberapa negara, pisang dipandang sebagai makanan pendingin yang dapat menurunkan temperatur fisik dan emosional ibu hamil. Di Thailand contohnya, ibu hamil mengkonsumsi pisang untuk memastikan bayi lahir dengan temperatur sejuk.

10. Meningkatkan Kekuatan Otak
Di sebuah sekolah Inggris, 200 pelajar mampu menyelesaikan ujian akhir hanya dengan sarapan pisang. Mereka juga kerap mengkonsumsi pisang saat jam istirahat serta makan siang, sebab pisang mampu meningkatkan kekuatan otak.

Sekolah Inggris tersebut merupakan responden sebuah riset, dan membuktikan bahwa kandungan potasium pada pisang membuat para pelajar jadi lebih aktif dalam proses belajar.

Di sisi lain, pisang juga bermanfaat bagi kecantikan. Seperti juga pada buah-buah lain, seperti alpukat, bengkuang dan mentimun, pisang juga kerap dijadikan sebagai masker wajah, atau untuk mengatasi rambut rusak dan menghaluskan tangan.

Pisang juga punya peranan dalam menurunkan atau menaikkan berat badan. Sebuah penelitian telah membuktikan, bahwa seseorang mampu menurunkan berat badannya dengan berdiet pisang.

Bila ingin menghilangkan berat badan, caranya gampang. Setiap hari konsumsilah empat buah pisang dan empat gelas susu non fat atau susu cair dalam sehari. Lakukan selama tiga hari dalam seminggu.

Dari pisang dan susu tersebut, Anda mendapatkan 1,250 kalori. Menu ini cukup menyehatkan bagi tubuh Anda. Selain menurunkan berat badan, diet pisang juga membantu kulit wajah menjadi lebih bersih dan tidak berminyak.

Sedangkan yang ingin menambah bobot tubuh, konsumsilah satu gelas banana shake yang dicampur madu, kacang dan mangga, sesudah makan. Menu ini bila dikonsumsi setiap hari, akan membantu menaikkan berat badan.

Belum banyak yang tahu, bahwa pisang ternyata juga mampu membantu perokok mengatasi kecanduan nikotin. Kandungan vitamin B6 dan B12 yang terdapat di pisang, dapat menetralisir pengaruh nikotin dalam tubuh. Bahkan enzim bromelain yang terkandung di pisang pun, terbukti dapat meningkatkan libido pria.
Sumber : izoel pada http://www.halohalo.co.id/berita/berita/12/3/1107/Khasiat%20Pisang%20Untuk%20Kesehatan%20dan%20Kecantikan.htm

Manfaat buah semangka


Semangka dipercaya berasal dari gurun Kalahari, Afrika. Menurut para peneliti, buah ini pertama kali dipanen 5000 tahun yang lalu di Mesir dan menurut kepercayaan nenek moyang saat itu, buah ini terpakai untuk penguburan raja-raja agar roh mereka mendapat nutrisi di alam baka. Dan dari sanalah semangka dibawa keliling ke negara-negara di dunia.
Hari ini, kita tahu bahwa yang sudah dikubur jelas tidak bisa lagi menikmati
nutrisi semangka. Kitalah yang berhak menikmati lezatnya dan betapa bergizinya
buah yang satu potongnya sama fungsinya dengan segelas air tersebut. Tapi
ingat, ketika mengkonsumsi semangka, bagian hijau dekat kulitnya ialah bagian
terpenting yang harus ikut anda makan selain warna merah/kuningnya saja.

Apa saja fungsi semangka?
1. Jika anda sedang diet, maka semangka adalah teman baik anda. Buah ini
bebas lemak dan memiliki kombinasi kadar gula terbatas dan kadar air
berlimpah. Apalagi, buah yang satu ini bersifat cepat mengenyangkan di
dalam lambung.
2. Semangka sangat baik bagi pengidap hipertensi. Kandungan air dan
kaliumnya yang tinggi bisa menetralisasi tekanan darah.
3. Semangka juga mempergiat kerja jantung.
4. Antioksidannya termasuk betakaroten dan vitamin C membantu sel-sel
tubuh tetap sehat.
5. Semangka juga berfungsi untuk merangsang keluarnya air seni lebih deras
sehingga sangat baik untuk mereka yang mengalami gangguan buang air
kecil.
6. Semangka bisa dipakai untuk menurunkan demam.
7. Semangka bisa mencegah sariawan dengan ampuh.
Apa benar semangka adalah buah anti kanker?
Semua berawal dari
likopen. Likopen salah satu komponen karotenoid seperti
halnya betakaroten. Tapi diibandingkan antioksidan lainnya, seperti vitamin C
dan E, kekuatan likopen dalam memerangi radikal bebas jauh lebih ampuh.

Info Kesehatan 28 Maret 2007 2
Radikal bebas berlangsung tak terkendali, baik karena pola makan yang kacau,
polusi atau pikiran negatif, kekebalan tubuh akan menurun. Akibatnya ya
berbagai macam penyakit dan kulit tubuhpun menjadi kering, suram, dan kendur.
Dengan likopen yang terdapat dalam semangka, radikal bebas bisa langsung
lumpuh!
Likopen inilah yang mampu menumpas bibit kanker. Banyak makan semangka,
bahkan setiap hari pun tak masalah, justru dapat menyusutkan risiko kanker
mulut rahim dan kanker pankreas pada wanita. Terhadap kanker pencernaan,
likopen semangka mampu mencegahnya hingga risikonya berkurang
separuhnya, seperti kanker rongga mulut, kanker kerongkongan, kanker
lambung, kanker usus besar, kanker anus. Begitu pula dengan kanker prostat.
Wah!
Selain itu, likopen berguna untuk membuat wajah tampak bercahaya, tampak
segar dan lebih muda. Bagi lansia, semangka tidak hanya membantu
memulihkan gangguan kesehatan lebih cepat, namun juga membantu
meningkatkan kemampuan mental dan ketajaman daya ingat.
Semangka disebut BUAH KUAT untuk pria, benarkah?

Likopen dalam semangka juga menyumbangkan kasiat khusus untuk pria
menikah. Buah ini bisa meningkatkan kesuburan dan membantu membangkitkan
gairah seksual pria. Bagi mereka yang rindu punya keturunan, buah ini juga bisa
sangat membantu. Percaya atau tidak, penelitian menunjukkan bahwa senyawa
sitrulin dalam semangka, memiliki efek afrosidiak yang sama hebatnya dengan
viagra, tapi sama sekali tanpa efek samping. Mau coba?
Semangka lokal berbiji, semangka tanpa biji, semangka kuning, semangka
merah, semangka impor, semangka bulat, semangka lonjong, atau varietas yang
manapun itu, semangka tetap buah unggul dan berkhasiat tinggi! Jadikan buah
ini sebagai kado cinta anda untuk keluarga. Aman dinikmati seberapa pun anda


sumber : http://forum.kompas.com/kesehatan/8978-manfaat-buah-semangka.html


KHASIAT TEH


Teh merupakan minuman yang sudah dikenal dengan luas di Indonesia dan di dunia. Minuman berwarna coklat ini umum menjadi minuman penjamu tamu. Aromanya yang harum serta rasanya yang khas membuat minuman ini banyak dikonsumsi. Selain kelebihan tadi, ada banyak zat yang memiliki banyak manfaat yang sangat berguna bagi kesehatan tubuh.

Manfaat Teh

Manfaat teh antara lain adalah sebagai antioksidan, memperbaiki sel-sel yang rusak, menghaluskan kulit, melangsingkan tubuh, mencegah kanker, mencegah penyakit jantung, mengurangi kolesterol dalam darah, melancarkan sirkulasi darah. Maka, tidak heran bila minuman ini disebut-sebut sebagai minuman kaya manfaat.

Jenis Kelompok Teh

Perbedaan kelompok dan penamaan teh dilakukan berdasarkan cara pemrosesan teh tersebut sebelum dan setelah dipetik dari pohon, yaitu:

Teh Hitam / Black Tea

Teh ini dalam pengolahannya melalui proses fermentasi penuh. Sering juga dikenal dengan nama teh merah.

Teh Oolong / Oolong Tea

Teh ini dalam pengolahannya melalui setengah proses fermentasi. Merupakan minuman favorit di Cina dan India.

Teh Hijau / Green Tea

Teh ini dalam pengolahannya tidak melalui proses fermentasi. Setelah daun teh dipetik langsung diolah. Memiliki khasiat yang paling baik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teh hijau mampu menurunkan risiko terkena kanker. Mulai populer di Asia yaitu Cina dan Jepang.

Teh Putih

Teh ini dalam pengolahannya tidak melalui proses oksidasi. Saat di pohon, daun teh juga terlindung dari sinar matahari agar tidak menghasilkan klorofil atau zat hijau daun. Karena diproduksi lebih sedikit, harganya lebih mahal.

Zat dalam Secangkir Teh yang Bermanfaat

Karena itu selain sebagai minuman ringan, teh juga dapat digunakan sebagai terapi untuk kesehatan. Jika kita meminum secangkir teh, maka kita setidaknya tahu apa saja zat terbaik yang ada di dalam secangkir teh yang kita minum. Zat apa saja yang terdapat dalam teh sehingga membuatnya dikenal sebagai minuman kaya manfaat? Berikut ini beberapa zat utama yang bermanfaat yang terdapat di dalam secangkir teh.

Polifenol

Polifenol pada teh berupa katekin dan flavanol. Senyawa ini berfungsi sebagai antioksidan untuk menangkap radikal bebas dalam tubuh juga ampuh mencegah berkembangnya sel kanker dalam tubuh. Radikal bebas ada di tubuh kita karena lingkungan udara yang tercemar polusi dan juga dari makanan yang kita makan.

Vitamin E

Dalam satu cangkir teh mengandung vitamin E sebanyak sekitar 100-200 IU yang merupakan kebutuhan satu hari bagi tubuh manusia. Jumlah ini berfungsi menjaga kesehatan jantung dan membuat kulit menjadi halus.

Vitamin C

Vitamin ini berfungsi sebagai imunitas atau daya tahan bagi tubuh manusia. Selain itu vitamin C juga berfungsi sebagai antioksidan yang diperlukan untuk ketahanan tubuh manusia terhadap penyakit.

Vitamin A

Vitamin A yang ada pada teh berbentuk betakaroten merupakan vitamin yang diperlukan tubuh dapat tercukupi.

Jenis Teh

Zat-zat yang terdapat dalam teh sangat mudah teroksidasi. Bila daun teh terkena sinar matahari, maka proses oksidasi pun terjadi. Adapun jenis teh yang umumnya dikenal dalam masyarakat adalah teh hijau, teh Oolong (misalnya teh Jawa Oolung/Ulung), teh hitam dan teh putih. Teh hijau memiliki kandungan yang paling baik karena dalam proses pembuatannya, teh jenis ini tidak dikeringkan dengan menggunakan sinar matahari tetapi menggunakan teknik pengeringan secara khusus. Sedangkan teh jenis lainnya diproses dengan cara fermentasi.

Zat dalam Teh yang Kurang Baik

Selain manfaat teh, ada juga zat yang terkandung dalam teh yang berakibat kurang baik untuk tubuh. Zat itu adalah kafein. Kafein pada teh (tehine) dapat menyebabkan proses penyerapan makanan menjadi terhambat. Batas aman untuk mengkonsumsi kafein dalam sehari adalah 750 mg/hari atau setara dengan 5 cangkir teh berukuran 200 ml.

Patut Dihindari saat Minum Teh

Ada pula yang harus Anda perhatikan saat Anda minum teh agar zat yang berguna dalam tubuh tidak hilang, antara lain:

  • Jangan minum teh saat atau sesudah makan kerena zat yang terkandung dalam makanan dapat dicuri oleh zat stimulan teh.
  • Jangan minum teh saat perut kosong sebab dapat meningkatkan produksi asam lambung.
  • Hindari minum teh dicampur dengan gula karena menyebabkan zat-zat yang dikandungnya menjadi berkurang.
  • Jangan minum teh yang sudah semalaman karena sudah banyak zat nya yang teroksidasi dan basi sehingga berdampak tidak baik untuk tubuh.
  • Hindari minum teh saat hamil dan menyusui. Karena kafein dan zat stimulan pada teh bisa merangsang kontraksi rahim. Selain itu untuk ibu menyusui akan mengganggu produksi kelenjar penghasil susu ibu atau ASI.

Cara Menyeduh Teh

Yang tidak kalah dalam proses pembuatannya adalah cara menyeduh teh. Untuk menghindari kesalahan saat menyeduh teh, Anda harus memperhatikan cara menyeduh teh apakah sudah benar atau belum. Karena kesalahan ini dapat menyebabkan teh tidak memberikan manfaat bagi orang yang meminumnya. Untuk menyeduh teh, gunakan air mendidih bersuhu 80 derajat celcius, jangan menggunakan air dengan yang suhunya lebih tinggi dari 80 derajat karena dapat membuat kita kehilangan manfaat dari teh.

Selain itu, teh bisa dicampur dengan susu. Teh yang dicampur susu atau sering dikenal teh susu bisa mengurangi efek stimulan dari teh karena kalsium susu akan mengikat zat-zat stimulan pada teh.

Cara lain lagi adalah menambahkan lemon yang sering kita kenal dengan sebutan Lemon Tea. Lemon akan memberikan perlindungan bagi pencernaan, karena asam sitrat dalam lemon mencegah timbulnya kerak pada dinding usus.

Di seluruh dunia terdapat banyak sekali cara orang minum teh. Di Inggris, anggota Kerajaan Inggris memiliki kebiasaan minum secangkir teh setiap sore. Di belahan dunia lainnya kebiasaan minum teh juga dilakukan. Semua tergantung Anda dan kebiasaan di budaya Anda. Namun jangan lupa memperhatikan beberapa petunjuk yang telah disebutkan di atas saat meminum teh. Selamat menikmati secangkir teh!

PELUANG INVESTASI KELAPA SAWIT DI INDONESIA



Pendahuluan

Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas yang pertum-buhannya paling pesat pada dua dekade terakhir. Pada era tahun 1980-an sampai dengan pertengahan tahun 1990-an, industri kelapa sawit berkembang sangat pesat. Pada periode tersebut, areal meningkat dengan laju sekitar 11.% per tahun. Sejalan dengan perluasan areal, produksi juga meningkat dengan laju 9.4% per tahun. Konsumsi domestik dan ekspor juga meningkat pesat dengan laju masing-masing 10% dan 13% per tahun (Direktorat Jenderal Perkebunan 2002). Laju yang demikian pesat menandai era di mana kelapa sawit merupakan salah primadona pada sub-sektor perkebunan.

Pada lima tahun terakhir, ketika Indonesia mengalami krisis multi-dimensional dan tingkat persaingan pasar minyak nabati yang dihadapi CPO semakin ketat, laju pertumbuhan industri CPO mulai melambat. Sebagai ilustrasi, laju perluasan areal pada periode 1991-2001 hanya sekitar 9.62% per tahun. Makin melambatnya pertumbuhan tersebut juga diiringi oleh isu bahwa pasar kelapa sawit sudah mulai jenuh sehingga banyak investor yang mulai ragu-ragu untuk melakukan investasi pada bisnis kelapa sawit.

Benarkah investasi pada bisnis kelapa sawit sudah jenuh? Makalah ini akan mencoba melihat peluang investasi bisnis perkebunan pada masa mendatang. Peluang tersebut dilihat dari dua sisi yaitu sisi peremajaan atau rehabilitasi (regenerasi) dan sisi perluasan. Sisi peremajaan perlu mendapat perhatian karena kebun-kebun kelapa sawit yang dibangun pada tahun 1970-an secara teknis sudah layak untuk diremajakan. Pada sisi lain, beberapa hasil studi seperti oleh FAO (2001) menunjukkan bahwa bisnis kelapa sawit masih berpeluang untuk melakukan perluasan.

Sejalan dengan hal itu, organisasi tulisan ini disusun sebagai berikut. Setelah Pendahuluan, sekilas akan diuraikan perkembangan industri CPO Indonesia. Selanjutnya bahasan difokuskan pada peluang CPO di pasar internasional. Berdasarkan peluang tersebut, peluang investasi kelapa sawit didiskusikan pada bagian akhir tulisan ini.

Prospek CPO Di Pasar Internasional


Hasil analisis yang dilakukan FAO (2001), Mielke (2001), dan Susila (2002) menunjukkan bahwa propek pasar CPO di pasar internasional relatif masih cerah. Hal ini antara lain tercermin dari sisi konsumsi yang diperkirakan masih terbuka dengan laju pertumbuhan konsumsi CPO dunia diproyeksikan mencapai sekitar 3.5%-4.5% per tahun sampai dengan tahun 2005 (Gambar 1). Dengan demikian, konsumsi CPO dunia pada tahun 2005 diproyeksikan mencapai 27.67 juta ton. Untuk jangka panjang, laju peningkatan konsumsi diperkirakan sekitar 3% per tahun.


Peningkatan yang signifikan terutama akan terjadi pada nega¬ra yang sedang berkembang seperti di Cina, Pakistan, dan juga Indonesia. Indonesia diperkirakan akan mengalami peningkatan konsumsi dengan laju sekitar 4%-6% per tahun. Konsumsi CPO di Cina dan Pakistan diproyeksikan juga akan tumbuh dengan laju sekitar 4-6% per tahun (Susila 2001).

Sejalan dengan peluang peningkatan konsumsi yang masih terbuka, FAO (2001) menyebutkan bahwa peluang peningkatan produksi sampai dengan 2005 mendatang masih terbuka dengan laju sekitar 4-5% per tahun (Gambar 2). Produksi CPO dunia pada tahun 2005 diperkirakan sekitar 27.68 juta ton.



Produksi CPO dunia pada dekade mendatang masih akan didominasi oleh Malaysia dan Indonesia. Malaysia sebagai produsen utama akan mengalami peningkatan produksi dengan laju 2.8% per tahun. Indonesia diperkirakan masih akan mempunyai peluang untuk peningkatan produksi dengan laju antara 7.6% per tahun, sehingga produksi CPO Indonesia pada tahun 2005 mencapai 10 juta ton (Susila, 2002)

Perdagangan (ekspor-impor) CPO dunia diproyeksikan akan meningkat dengan laju sekitar 3.8% per tahun untuk periode 2000-2005 (Gambar 3). Dengan perkembangan yang demikian, maka volume perdagangan pada tahun 2005 diproyeksikan sekitar 19.16 juta ton (FAO 2001).


Malaysia dan Indonesia tetap merupakan negara pengekspor utama dengan peluang peningkatan ekspor masing-masing sekitar 3.2% dan 6.5% per tahun. Dari sudut alokasi pangsa pasar, Indonesia diperkirakan masih menguasai pasar untuk negara-negara di beberapa Eropa Barat seperti Inggris, Italia, Belanda, dan Jerman. Malaysia lebih banyak menguasai pasar China (1.8 juta ton), India (1.7 juta ton), EU (1.5 juta ton), Pakistan (1.1 juta ton), Mesir (0.5 juta ton), dan Jepang (0.4 juta ton)
Seperti kebanyakan harga produk primer pertanian, harga CPO relatif sulit untuk diprediksi dengan akurasi yang tinggi. Harga cenderung fluktuatif dengan dinamika yang perubahan yang relatif sangat cepat. Dengan kesulitan tersebut, maka proyeksi harga yang dilakukan lebih pada menduga kisaran harga untuk periode 2000-2005. Jika tidak ada shock dalam perdagangan dan produksi, maka harga CPO di pasar internasional pada periode tersebut diperkirakan lebih tinggi bila dibandingkan dengan situasi harga tahun 2001 yang dengan rata-rata sekitar US$ 265/ton. Di samping itu, mulai menurunnya stok pada periode menjelang 2005 juga mendukung perkiraan tersebut. Dengan argumen tersebut, harga CPO sampai dengan 2005 diperkirakan akan berfluktuasi sekitar US$ 350-450/ton (Susila dan Supriono 2001).


Peluang Pasar Indonesia

Secara umum, ada dua sumber permintaan (peluang pasar) untuk CPO Indonesia yaitu konsumsi domestik dan ekspor. Setelah sebelumnya meningkat dengan laju sekitar 8% per tahun, peluang konsumsi CPO di dalam negeri diperkirakan akan meningkat dengan laju antara 6% pada tahap awal dan menurun menjadi sekitar 4% pada akhir dekade mendatang. (Gambar 4). Untuk periode 2000-2005, konsumsi domestik diperkirakan meningkat dengan laju 5%-6% per tahun. Selanjutnya, untuk periode 2005-2010, laju peningkatan konsumsi diperkirakan adalah 3%-5% per tahun. Dengan laju pertumbuhan tersebut, maka konsumsi domestik pada tahun 2005 dan 2010 masing-masing adalah 3.92 juta ton dan 4.58 juta ton.



Selain mengandalkan pasar domestik, pasar ekspor merupakan pasar utama CPO Indonesia. Ekspor CPO Indonesia pada dekade terakhir meningkat dengan laju antara 7-8% per tahun. Di samping dipengaruhi oleh harga di pasar internasional dan tingkat produksi, kinerja ekspor CPO Indonesia juga sangat dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah, khususnya tingkat pajak ekspor.

Dengan asumsi tingkat pajak ekspor adalah masih di bawah 5%, maka ekspor CPO Indonesia diperkirakan akan tumbuh dengan laju 4-8% per tahun pada periode 2000-2010 (Gambar 5). Pada periode 2000-2005, ekspor akan tumbuh dengan laju 5%-8% per tahun sehingga volume ekspor pada periode tersebut sekitar 5.4 juta ton. Pada periode 2005-2010, volume ekspor meningkat dengan laju 4%-5% per tahun yang membuat volume ekspor menjadi 6.79 juta ton pada tahun 2010.



Peluang Investasi dari Perluasan Areal

Berdasarkan peluang pasar tersebut, maka peluang investasi dari sisi perluasan areal diperkirakan masih cukup terbuka. Secara teoritis, ada banyak skenario yang dapat dilakukan untuk memenuhi peluang pasar tersebut. Salah satu skenario peluang perluasan areal adalah pada periode 2003-2005 perluasan areal adalah antara 3.5% per tahun, sedangkan pada periode 2006-2010 adalah sekitar 2% per tahun.

Dengan asumsi tersebut, peluang investasi dari sisi perluasan areal diperkirakan sekitar 117000 ha per tahun pada periode 2003-2005 dan 70000 ha per tahun untuk periode 2006-2010. Untuk mewujudkan hal tersebut, dana investasi yang dibutuhkan adalah sekitar 1.7 triliun per tahun pada periode pertama dan sekitar 1.1 triliun per tahun pada periode kedua. Kebutuhan benih untuk mendukung hal tersebut berkisar antara 14.8 – 23.5 juta per tahun.

Tabel 1. Peluang Investasi Bisnis Kelapa Sawit 2003-2010

Aspek
2003-2005
2006-2010
Pertumbuhan Areal (% /tahun)
3.5
2.0
Perluasan areal (000 ha/th)
117
74
Jumlah Bibit (juta benih/th)
23.5
14.8
Nilai Investasi (Rp T/th)
1.7
1.1

Asumsi : 1 ha = 200 benih ;Investasi Rp 15 juta/ha

Berdasarkan kajian yang dilakukan oleh Taher (2000), areal yang tersedia untuk perluasan areal mencapai 2.960 juta ha (Tabel 2) yang tersebar di 6 propinsi. Dengan demikian, lahan yang tersedia cukup memadai untuk me-manfaatkan peluang pasar. Namun demikian, potensi yang luas tersebut me-merlukan suatu pendekatan yang tepat untuk meminimisasi konflik lahan yang kini menjadi salah satu potret industri kelapa sawit Indonesia.

Tabel 2. Ketersediaan Lahan Untuk Perluasan Kelapa Sawit

Propinsi
Luas (000 ha)
Jambi
50
Kalimantan Tengah
310
Kalimantan Timur
370
Sulawesi Selatan
130
Sulawesi Tengah
200
Papua Barat
2000
Total
2960

Sumber : Taher et al., (2000)

Peluang Investasi dari Peremajaan


Karena perkebunan kelapa sawit mulai berkembang pesat sejak tahun 1970-an, maka pada mulai awal dekade ini akan banyak tanaman yang potensial sudah perlu diremajakan. Dalam hal ini, tanaman yang potensial untuk diremajakan adalah tanaman yang sudah umurnya lebih dari 25 tahun. Dengan pendekatan ini, maka potensi peremajaan pada tahun 2003-2010 adalah seperti disajikan pada Gambar 6.


Secara umum, potensi peremajaan adalah berkisar antara 20000-50000 ha per tahun. Pada tahun 2003-2004, potensi areal untuk peremajaan adalah sekitar 20 ribu ha per tahun. Pada tahun 2005, potensi areal peremajaan meningkat menjadi sekitar 30 ribu ha. Potensi areal peremajaan meningkat cukup pesat pada tahun 2009 dan 2010 yang masing-masing mencapai sekitar 50 ribu dan 37 ribu ha. Dengan demikian, kebutuhanan dana investasi berkisar antara Rp 300 – Rp 750 miliar per tahun, sedangkan benih yang dibutuhkan berkisar antara 4 - 10 juta benih per tahun.

Potensi areal yang potensial untuk diremajakan terutama berada di lima propinsi utama (Tabel 3). Potensi areal terluas untuk peremajaan berada di Sumatera Utara yang mempunyai pangsa sekitar 33.2% dari areal yang potensial untuk diremajakan. Pada propinsi tersebut, areal peremajaan berkisar antara 6644 ha sampai dengan 16609 ha per tahun. Propinsi Riau merupakan daerah potensial terbesar kedua dengan pangsa sekitar 25.7% atau dengan potensi antara 5144 ha – 12860 ha per tahun. Sumatera Selatan, kalimantan Barat, dan Aceh merupakan daerah yang juga cukup potensial dengan pangsa diatas 7% dari potensi peremajaan secara nasional.

Tabel 3. Potensi Peremajaan Kelapa Sawit di Beberapa Propinsi

Propinsi
Pangsa (%)
Areal Peremajaan (ha)
Sumatera Utara 33.2
6644 – 16609
Riau 25.7
5144 – 12860
Sumatera Selatan 12.6
2520 – 6300
Kalimantan Barat 10.4
2080 – 5200
Aceh 8.0
1600 – 4000
Lainnya 10.1
2013 – 5031

Jika kedua peluang investasi digabungkan, maka setiap tahunnya diperlukan pembangunan kebun (perluasan dan peremajaan) rata-rata sekitar 117 000 ha per tahun. Untuk itu, dana investasi yang diperlukan rata-rata sekitar 1.7 triliun per tahun. Dari segi benih, kebutuhan benih diperkirakan sekitar 23 juta benih per tahun, Dengan perhitungan tersebut, maka luas areal kelapa sawit pada tahun 2005 dan 2010 masing-masing adalah 3.744 juta ha dan 4.424 juta ha.

Jika hal tersebut dapat diwujudkan, potensi produksi berdasarkan kom-posisi tanaman berdasarkan umur (vintage tanaman) adalah seperti Gambar 7. Pada periode 2000-2005, laju peningkatan produksi diperkirakan sekitar 7.6% per tahun, sehingga produksi CPO pada tahun 2005 diperkirakan mencapai 10.20 juta ton. Laju pertumbuhan produksi menurun pada periode 2005-2010 dengan laju sekitar 2.7% per tahun yang menyebabkan produksi CPO Indonesia men-capai 11.64 juta ton. Secara umum, peningkatan produksi untuk periode 2000-2010 adalah 5.1% per tahun. Pada tahun 2010, pangsa produksi perkebunan rakyat¸ PTPN, dan perkebunan besar swasta masing-masing menjadi 25.9%, 20.0%, dan 53.1%.


Penutup

Setalah mengalami masa keemasan sampai dengan pertengahan tahun 1990-an, bisnis kelapa sawit mengalami penurunan kinerja, khususnya dari aspek investasi. Berbagai faktor internal dan eksternal telah menimbulkan persepsi bahwa peluang investasi di bisnis tersebut mulai menurun. Namun demikian, peluang investasi sebenarnya masih cukup terbuka dengan deskripsi sebagai berikut
- Pasar CPO di pasar internasional masih prospektif walau peluang peningkatan lebih kecil dari pada periode sebelumnya. Peluang pasar dari sisi konsumsi diperkirakan masih tumbuh sekitar 3.5%-4.5% per tahun, sedangkan dari segi perdagangan sekitar 3.8% per tahun.
- Sampai dengan tahun 2010, peluang pasar untuk CPO Indonesia dari sisi konsumsi domestik diperkirakan tumbuh antara 4%-6% per tahun, sedangkan dari sisi ekspor adalah sekitar 5%-8% per tahun.
- Dengan peluang pasar tersebut, peluang investasi dari sisi perluasan areal diperkirakan berkisar antara 74000-117000 ha per tahun, dengan kebu-tuhan dana investasi berkisar antara 1.1-1.7 triliun per tahun. Kebutuhan benih untuk mendukung hal tersebut berkisar antara 14.8 – 23.5 juta benih per tahun.
- Dari sisi peremajaan, peluang invetasi adalah berkisar antara 20000-50000 ha per tahun dengan kebutuhan investasi berkisar antara Rp 300 – Rp 75 miliar per tahun. Benih yang dibutuhkan berkisar antara 4 - 10 juta benih per tahun.

Sayuran Asparagus

Asparagus kini menjadi salah satu jenis tanaman sayuran yang naik daun. Bagian yang dikonsumsi adalah batang muda (rebung) atau tunasnya. Sejauh ini ada 2 jenis asparagus yang biasa dikonsumsi yaitu asparagus hijau dan putih. Umumnya masyarakat Indonesia lebih senang menanam asparagus hijau karena sesuai dengan kondisi tanah dan cuaca.

Asparagus termasuk termasuk sayuran berkels, karena selalu tersedia di restoran mewah dan hotel berbintang. Prospek pengembangannya sangat cerah, karena permintaan pasar terutama ekspor cukup tinggi. Asparagus dikenal sebagai sayuran rebung untuk bahan salad, sup, cah atau menu campuran tertentu. Menu ini relatif mewah untuk masyarakat Indonesia. Wajar jika harganya mahal.

Tanaman ini memiliki banyak cabang, daunnya halus, tinggi 1 – 1,6 m, dengan akar berbonggol. Makin besar bonggolnya, makin banyak produksi rebungnya. Asparagus memiliki umur panjang, bahkan reklamasi dapat dilakukan lima tahun sekali. Selama reklamasi produksi rebung akan jalan terus. Sebelum melakukan penanaman, lahan harus diolah (dibajak) cukup dalam dan merata. Setelah itu membuat parit dengan kedalaman 15 – 20 cm. Jarak antara tanaman 1,25 – 1,5 m.

Pupuk yang digunakan pada tahap awal penanaman adalah pupuk kandang (kompos). Penanaman bibit sebaiknya dilakukan pagi (09.00) atau sore (16.00) hari. Pilihlah bibit terbaik yang sudah diseleksi dan berumur 5 – 6 bulan. Pemeliharaan asparagus relatif mudah. Ada beberapa kegiatan yang mesti dilakukan antara lain pembubunan, pemangkasan, pengairan, pemupukan ulang dan pencegahan hama penyakit.

Pembubunan dilakukan ketika mulai tumbuh tunas. Perl diketahui asparagus tidak menghendaki adanya genangan. Karena itu di musim hujan perllu dilakukan pendalaman parit. Sedangkan pemangkasan dilakukan jika induk tanaman sudah memiliki belasan batang atau lebih. Usahakan jumlahnya hanya 8 – 10 batang saja, selebihnya dipangkas. Tetapi menjelang panen, batang yang disisakan makin sedikit, sekitar 3 – 5 batang. Pemangkasan juga dilakukan terhadap cabang / batang yang terserang hama dan penyakit.

Pengairan dilakukan dengan menggenangi parit sehingga separo ketinggian parit. Tunggu hingga air meresap sampai atas, kemudian sisanya dibuag. Pada musim kemarau, hal ini bisa dikerjakan seminggu sekali. Yang tak kalah penting adalah pemupukan ulang. Kalau dalam awal penanaman tak dianjurkan penggunaan pupuk kimia, maka pupuk ini bisa diaplikasikan pada pemupukan ulang. Pada pemupukan ulang1, gunakan 30 kg urea, 30 kg TSP dan 20 kg KCL untuk setiap 1000 m2 areal tanaman. Pemupukan ulang 2 menggunakan 30 kg urea dan 20 kg KCL. Sedangkan pemupukan ulang 3 menggunakan rumus seperti pemupukan ulang 1. Pupuk kandang kembali digunakan untuk pemupukan ulang 3, dengan dosis 2000 – 3000 kg per 1000 m2 areal tanaman.

Asparagus dapat dipanen bagian rebungnya pada umur 4 bulan setelah transplanting. Rebung ini dipanen setelah muncul di atas tanah dalam kleadaan pucuk yang masih menguncup. Ada beberapa teknik memanen, misalnya mencabut dan memangaks batang muda. Ada lagi melalui pemotongan batang muda. Cara yang disebut terakhir diyakini lebih baik karena tidak merusak sistem perakaran tanaman induk. Panen kedua dilakukan pada umur 5 bulan, dengan interval panen 2 hari sekali.

Panen berikutnya dilakukan pada bulan ke 6 dan bisa dilakukan saban hari dan seterusnya. Selain di pekarangan terbuka, asparagus juga bisa dikembangkan dalam green house. Bahkan pertumbuhannya relatif lebih baik daripada ditanam di lahan terbuka. Yang pasti kesehatan tanaman lebih terjamin.

Metoda ini sudah diterapkan para petani di Desa Cibodas, Kecamatan lembang, Kabupaten Bandung. Penggunaan green house dapat menignkatkan produksi rebung dalam setiap rumpun asparagus. Dalam kebun terbuka, setiap rumpun hanya menghasilkan 1 – 3 tunas rebung, dengan panjang 12 – 15 cm. Sedangkan dalam green house, produksi rebung meningkat menjadi 3 – 4 tunas per rumpun. Panjangnya pun meningkat menjdi 15 – 20 cm.

(Amanah-32. Suara Merdeka Jumat, 24 Juli 2009. Hal M

Pohon Jambu Lima Varietas Terdapat pada Satu Pohon

DEMAK, KOMPAS - Soewignyo (63), pensiunan pada Sekretaris Bimas Dinas Pertanian Kabupaten Demak, berhasil menemukan sebuah pohon jambu air yang menghasilkan dua hingga lima jenis buah yang berbeda varietasnya dan berbeda pula rasanya, termasuk penemuan varietas jambu air lainnya.

Menurut Soewignyo, temuannya tersebut belum sempat dipatenkan, meskipun hal itu sudah terpikirkan.

"Apalagi sekarang ini justru semakin banyak oknum yang sengaja menabrak atau mengabaikan hak cipta. Begitu pula banyak pula yang tidak peduli pentingnya hak cipta," tuturnya, Kamis (6/9). Ia menambahkan, temuannya tersebut sebenarnya bisa dilakukan oleh siapa saja karena tergolong mudah dan tidak butuh biaya besar. Namun, membutuhkan ketelatenan, keuletan, dan niat mengembangkan sesuatu yang baru.

Hal itu mudah karena pada dasarnya hanya dibutuhkan satu pohon induk, lalu dengan sistem sambung pucuk yang disesuaikan dengan keinginan masing-masing.

"Saya awalnya mencoba menyambung pohon induk varietas Citra dengan Delima. Lalu setelah berhasil saya mencoba lagi. Hingga sekarang telah berhasil menyambung dengan 5 jenis varietas yang berbeda," kata Soewignyo.

Citra dan Delima merupakan dua varietas jambu air yang menjadi primadona bagi warga Demak. Jambu Citra laku dengan harga Rp 1.000 per buah dan Delima Rp 400- Rp 500 per buah.

Itu semua dilakukan pada awalnya karena hobi, lalu untuk membantu para penggemar jambu air, namun tidak mempunyai tempat yang luas. Jadi, temuannya itu lebih tepat ditanam di dalam pot yang tidak membutuhkan lahan luas dan tidak dikembangkan untuk mencari keuntungan.

Untuk sebatang jambu air dengan satu varietas yang telah tumbuh subur, Soewignyo menjual dengan harga Rp 50.000. Jika lebih dari satu varietas, tinggal mengalikan. (SUP)

Senin, 30 November 2009

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI DAN NELAYAN

PENDAHULUAN

Pendekatan pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan mengandung arti bahwa manusia ditempatkan pada posisi pelaku dan penerima manfaat dari proses mencari solusi dan meraih hasil pembangunan. Dengan demikian maka masyarakat harus mampu meningkatkan kualitas kemandirian mengatasi masalah yang dihadapi.
Upaya-upaya pemberdayaan masyarakat seharusnya mampu berperan meningkatkan kualitas sumberdaya manusia (SDM) terutama dalam membentuk dan merubah perilaku masyarakat untuk mencapai taraf hidup yang lebih berkualitas. Pembentukan dan perubahan perilaku tersebut, baik dalam dimensi sektoral yakni dalam seluruh aspek/sektor-sektor kehidupan manusia; dimensi kemasyarakatan yang meliputi jangkauan kesejahteraan dari materiil hingga non materiil; dimensi waktu dan kualitas yakni jangka pendek hingga jangka panjang dan peningkatan kemampuan dan kualitas untuk pelayanannya, serta dimensi sasaran yakni dapat menjangkau dari seluruh strata masyarakat. Pemberdayaan masyarakat tidak lain adalah memberikan motivasi dan dorongan kepada masyarakat agar mampu menggali potensi dirinya dan berani bertindak memperbaiki kualitas hidupnya, melalui cara antara lain dengan pendidikan untuk penyadaran dan pemampuan diri mereka.
Di Indonesia, perkembangan pemberdayaan petani dan nelayan kecil dikenal dengan program penyuluhan, dimulai bersamaan dengan berdirinya Departemen Pertanian (Van Landbouw) pada tahun 1905. Pada masa itu, salah satu tugas departemen tersebut adalah menyalurkan hasil penyelidikan pertanian kepada petani.Lalu, menjelang dan awal Pelita I, melalui program Bimbingan Massal-Intensifikasi Massal (Bimas-Inmas), penyuluhan dilakukan besar-besaran. Walaupun demikian, praktis sejak perang kemerdekaan orientasi kegiatan penyuluhan ditujukan untuk meningkatkan produksi bahan makanan pokok rakyat Indonesia yaitu beras.
—————-
*) Disampaikan dalam Semiloka Pemberdayaan Masyarakat di Jawa Tengah dalam rangka Pelaksanan Otoda, Badan Pemberdayaan Masyarakat Jateng, di Semarang 4-6 Juni 2002
**) Ketua LPM UNS dan Ketua Program Studi S2 Penyuluhan Pembangunan/Manajemen Pengembangan Masyarakat Program Pascasarjana UNS

Puncak pengaruh langsung maupun tidak langsung pelaksanaan penyuluhan adalah keberhasilan Indonesia mencapai swasembada pangan, yaitu beras yang diakui secara internasional pada sidang FAO 1985 di Roma (Pambudy, 1998).
Namun, landasan penyuluhan yang selama ini diketahui hanya sekedar meningkatkan produksi perlu dikaji kembali. Selain itu, kelembagaan/institusi (pendidikan/ pemerintahan/birokrasi) yang juga lebih berorientasi pada peningkatan produksi sektor pertanian (termasuk subsektor tanaman pangan, perkebunan, perikanan, dan peternakan) juga perlu ditinjau kembali.
Tulisan singkat ini bermaksud menguraikan tentang arah tantangan bidang pertanian dan perikanan/nelayan, pentingnya peranserta dan pemberdayaan masyarakat, serta pemberdayaan masyarakat petani dan nelayan kecil.

ARAH TANTANGAN DI ERA GLOBALISASI

PENGUATAN PERANSERTA DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Menurut Korten ( 1984), masa pasca industri akan menghadapi kondisi-kondisi baru yang sama sekali berbeda dengan kondisi di masa industri, dimana potensi-potensi baru penting dewasa ini memperkokoh kesejahteraan, keadilan, dan kelestarian umat manusia. Titik pusat perhatian adalah pada pendekatan ke arah pembangunan yang lebih berpihak kepada rakyat.
Ada alasan untuk yakin bahwa paradigma seperti itu dewasa ini sedang muncul dari proses penemuan sosial kolektif sedunia. Logika paradigma ini yang menonjol adalah logika lingkungan hidup manusia yang berimbang, sumber dayanya yang dominan adalah sumber daya informasi dan prakarsa yang kreatif yang tak kunjung habis, dan sasarannya yang dominan adalah pertumbuhan umat manusia yang dirumuskan dalam rangka lebih terealisasinya potensi umat manusia. Individu bukanlah sebagai obyek, melainkan berperan sebagai pelaku, yang menentukan tujuan, mengontrol sumber daya, dan mengarahkan proses yang mempengaruhi hidupnya sendiri. Pembangunan yang memihak rakyat menekankan nilai pentingnya prakarsa dan perbedaan lokal. Karenanya pembangunan seperti itu mementingkan sistem swa-organisasi yang dikembangkan di sekitar satuan-satuan organisasi berskala manusia dan masyarakat yang berswadaya.
Kesejahteraan dan realisasi diri manusia merupakan jantung konsep pembangunan yang memihak rakyat. Perasaan berharga diri yang diturunkan dari keikutsertaan dalam kegiatan produksi adalah sama pentingnya bagi pencapaian mutu hidup yang tinggi dengan keikutsertaan dalam konsumsi produk-produknya. Keefisienan sistem produksi, karenanya haruslah tidak semata-mata dinilai berdasar produk-produknya, melainkan juga berdasar mutu kerja sebagai sumber penghidupan yang disediakan bagi para pesertanya, dan berdasar kemampuannya menyertakan segenap anggota masyarakat. Salah satu perbedaan penting antara pembangunan yang memihak rakyat dan pembangunan yang mementingkan produksi ialah bahwa yang kedua itu secara terus menerus menundukkan kebutuhan rakyat di bawah kebutuhan sistem agar sistem produksi tunduk kepada kebutuhan rakyat (Korten, 1984).
Perbedaan paradigma pembangunan yang mementingkan produksi yang dewasa ini unggul dan pembangunan yang lebih berpihak kepada rakyat sebagai tandingannya, mengandung arti penting bagi penciptaan masa depan yang lebih manusiawi. Khususnya pemahaman akan perbedaan itu penting artinya bagi pemilihan teknik sosial termasuk bagaimana pemberdayaan masyarakat dilakukan secara tepat untuk mencapai tujuan-tujuan yang mementingkan rakyat.
Penyadaran diri (conscienzacione), satu di antara argumen-argumen yang paling telak dan tajam diajukan oleh Paulo Freire (1984), adalah merupakan inti dari usaha bagaimana bisa mengangkat rakyat dari kelemahannya selama ini. Kesempitan pandangan dan cakrawala rakyat yang tersekap dalam kemiskinan dan sering menghayati kehidupan mereka dalam keterpencilan (isolasi) dan kekumuhan, harus diubah kearah suatu keinsyafan, perasaan, pemikiran, gagasan, bahwa hal-ihwal dapat menjadi lain, dan tersedia alternatif-alternatif.
Kegiatan pemberdayaan masyarakat harus mampu mengembangkan teknik-teknik pendidikan tertentu yang imajinatif untuk menggugah kesadaran masyarakat. Menurut Sikhondze (1999), orientasi pemberdayaan masyarakat haruslah membantu petani dan nelayan (sasaran) agar mampu mengembangkan diri atas dasar inovasi-inovasi yang ada, ditetapkan secara partisipatoris, yang pendekatan metodenya berorientasi pada kebutuhan masyarakat sasaran dan hal-hal yang bersifat praktis, baik dalam bentuk layanan individu maupun kelompok. Sedangkan peran petugas pemberdayaan masyarakat sebagai outsider people dapat dibedakan menjadi 3 bagian yaitu peran konsultan, peran pembimbingan dan peran penyampai informasi. Dengan demikian peranserta kelompok sasaran ( masyarakat itu sendiri ) menjadi sangat dominan.
Belajar dari pengalaman menunjukkan bahwa ketika peran penguasa sangat dominan dan peranserta masyarakat di pandang sebagai kewajiban, maka masyarakat justru terpinggirkan dari proses pembangunan.
Penguatan peranserta masyarakat haruslah menjadi bagian dari agenda demokratisasi lebih-lebih dalam era globalisasi. Peranserta masyarakat harus lebih dimaknai sebagai hak katibang kewajiban. Kontrol rakyat terhadap isi dan prioritas agenda pengambilan keputusan atas program-program pembangunan yang ditujuan kepadanya adalah hak masyarakat sebagai pemegang kata akhir dan mengontrol apa saja yang masuk dalam agenda dan urutan prioritas.
Apabila peranserta masyarakat meningkat efektivitasnya, maka sebenarnya upaya pemberdayaan masyarakat telah dijalankan. Upaya pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan dengan meningkatkan efisiensi dan produktifitas melalui pengembangan sumberdaya manusia, penguasaan teknologi dan penguatan kelembagaan serta perbaikan sarana dan prasarana ekonomi dan sosial. Upaya ini memerlukan adanya kerjasama yang sinergis dari berbagai kekuatan pembangunan yang ada.
Untuk melakukan pemberdayaan masyarakat secara umum dapat diwujudkan dengan menerapkan prinsip-prinsip dasar pendampingan masyarakat, sebagai berikut :
1. Belajar Dari Masyarakat
Prinsip yang paling mendasar adalah prinsip bahwa untuk melakukan pemberdayaan masyarakat adalah dari, oleh, dan untuk masyarakat. Ini berarti, dibangun pada pengakuan serta kepercayaan akan nilai dan relevansi pengetahuan tradisional masyarakat serta kemampuan masyarakat untuk memecahkan masalah-masalahnya sendiri.
2. Pendamping sebagai Fasilitator, Masyarakat sebagai Pelaku
Konsekuensi dari prinsip pertama adalah perlunya pendamping menyadari perannya sebagai fasilitator dan bukannya sebagai pelaku atau guru. Untuk itu perlu sikap rendah hati serta ketersediaan untuk belajar dari masyarakat dan menempatkan warga masyarakat sebagai narasumber utama dalam memahami keadaan masyarakat itu. Bahkan dalam penerapannya masyarakat dibiarkan mendominasi kegiatan. Kalaupun pada awalnya peran pendamping lebih besar, harus diusahakan agar secara bertahap peran itu bisa berkurang dengan mengalihkan prakarsa kegiatan-kegiatan pada warga masyarakat itu sendiri.
3. Saling Belajar, Saling Berbagi Pengalaman
Salah satu prinsip dasar pendampingan untuk pemberdayaan masyarakat adalah pengakuan akan pengalaman dan pengetahuan tradisional masyarakat. Hal ini bukanlah berarti bahwa masyarakat selamanya benar dan harus dibiarkan tidak berubah. Kenyataan objektif telah membuktikan bahwa dalam banyak hal perkembangan pengalaman dan pengetahuan tradisional masyarakat tidak sempat mengejar perubahan-perubahan yang terjadi dan tidak lagi dapat memecahkan masalah-masalah yang berkembang. Namun sebaliknya, telah terbukti pula bahwa pengetahuan modern dan inovasi dari luar yang diperkenalkan oleh orang luar tidak juga memecahkan masalah mereka. Bahkan dalam banyak hal, malah menciptakan masalah yang lebih besar lagi. Karenanya pengetahuan masyarakat dan pengetahuan dari luar atau inovasi, harus dipilih secara arif dan atau saling melengkapi satu sama lainnya.
PEMBERDAYAAN MENUJU PETANI DAN NELAYAN KECIL MANDIRI
Konsep pemberdayaan masyarakat secara mendasar berarti menempatkan masyarakat beserta institusi-institusinya sebagai kekuatan dasar bagi pengembangan ekonomi, politik, sosial, dan budaya. Menghidupkan kembali berbagai pranata ekonomi masyarakat untuk dihimpun dan diperkuat sehingga dapat berperan sebagai lokomotif bagi kemajuan ekonomi merupakan keharusan untuk dilakukan. Ekonomi rakyat akan terbangun bila hubungan sinergis dari berbagai pranata sosial dan ekonomi yang ada didalam masyarakat dikembangkan kearah terbentuknya jaringan ekonomi rakyat.
Dalam rangka mencari solusi masalah ekonomi dan politik serta budaya yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini, semua pihak telah memberikan rambu-rambu untuk tidak terjebak membuat ‘bungkus baru namun isi lama’. Dari berbagai tawaran alternatif model pemberdayaan masyarakat, ‘model ekonomi kerakyatan’ secara teoritik telah berkembang menjadi wacana baru saat ini.
Paradigma pemberdayaan ekonomi rakyat sebenarnya bukan saja berupa tuntutan atas pembagian secara adil aset ekonomi, tetapi juga merupakan keniscayaan ideologis dengan semangat meruntuhkan dominasi-dominasi birokrasi dalam mengatur dan menentukan berbagai bidang kehidupan rakyat. (Sasono, 1999). Untuk itu, maka pemberdayaan ekonomi rakyat ( dalam penerapan untuk petani dan nelayan kecil) berarti menuju kepada terbentuknya kemandirian petani dan nelayan itu, yaitu berperilaku efisien, modern dan berdaya saing tinggi. Perilaku efisien artinya berpikir dan bertindak serta menggunakan sarana produksi secara tepat guna atau berdaya guna. Berperilaku modern artinya mengikuti dan terbuka terhadap perkembangan dan inovasi serta perubahan yang ada. Sedangkan berdaya saing tinggi yaitu mampu berpikir dan bertindak serta menggunakan sarana produksi atas dasar memperhatikan mutu hasil kerjanya dan kepuasan konsumen yang dilayaninya (Sumardjo, 1999).
Gagasan pemberdayaan ekonomi rakyat menurut Mahmudi (1999) adalah merupakan upaya mendorong dan melindungi tumbuh dan berkembangnya kekuatan ekonomi lokal dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) oleh masyarakat yang berbasiskan pada kekuatan rakyat. Muatan gagasan ini tidak saja dituntut untuk dapat mendayagunakan dan menghasilgunakan potensi sumber daya lokal untuk kepentingan kesejahteraan rakyat, tetapi juga terlindunginya hak-hak rakyat dalam pengelolaan sumberdaya lokal sesuai dengan kepentingan ekonomi dan sosialnya.
Beberapa pendekatan dan strategi dalam pemberdayaan masyarakat (Karsidi, 2001) menuju kemandirian petani dan nelayan kecil, dapat ditempuh dengan berbagai upaya sebagai berikut :
a. Memulai dengan tindakan mikro dan lokal.
Proses pembelajaran rakyat harus dimulai dengan tindakan mikro dan lokal, namun memiliki konteks makro dan global. Dialog mikro–makro harus terus menerus menjadi bagian pembelajaran masyarakat agar berbagai pengalaman mikro dapat menjadi policy input dan policy reform sehingga memiliki dampak yang lebih luas. Petugas pemberdayaan/pendamping masyarakat tani dan nelayan kecil seyogyanya diberikan kebebasan untuk mengembangkan pendekatan dan cara yang sesuai dengan rumusan tuntutan kebutuhan setempat/lokal di wilayah tugasnya masing-masing.
b. Pengembangan sektor ekonomi strategis sesuai dengan kondisi lokal (daerah)
Karena masing-masing daerah potensinya berbeda, maka kebijakan yang akan diberlakukan juga berbeda antar daerah. Pemberlakuan kebijakan secara seragam untuk semua daerah harus ditinggalkan.
c. Mengganti pendekatan kewilayahan administratif dengan pendekatan kawasan Pemberdayaan masyarakat tidak mungkin didasarkan atas kewilayahan administratif. Pendekatan kewilayahan administratif adalah pendekatan birokrasi/kekuasaan. Pendekatan kawasan berarti lebih menekankan pada kesamaan dan perbedaan potensi yang dimiliki oleh suatu kawasan tertentu. Dengan pendekatan ini akan memungkinkan terjadinya pemberdayaan masyarakat dalam skala besar dan lebih lanjut akan memungkinkan terjadinya kerjasama antar kawasan yang lebih produktif.
d. Membangun kembali kelembagaan masyarakat
Peranserta masyarakat menjadi keniscayaan bagi semua upaya pemberdayaan masyarakat, jika tidak dibarengi munculnya kelembagaan sosial, ekonomi dan budaya yang benar-benar diciptakan oleh masyarakat sendiri. Misalnya lumbung desa dan organisasi lokal lainnya dipersilahkan tetap hidup.
e. Mengembangkan penguasaan pengetahuan teknis
Perlu dipahami bersama bahwa desakan modernisasi telah menggusur ilmu pengetahuan dan teknologi lokal dan menciptakan ketergantungan masyarakat lokal pada input luar serta hilangnya kepercayaan diri yang sangat serius. Temuan-temuan lokal oleh petani dan nelayan setempat harus mendapatkan pengakuan sejajar dan dipersilahkan bebas berkompetisi dengan inovasi baru dari luar. Pola penyuluhan yang bersifat sentralistik, topdown dan linier (Sumardjo, 1998) perlu diubah menjadi pendekatan yang lebih dialogis dan hadap masalah.
f. Pengembangan kesadaran pelaku ekonomi
Karena peristiwa ekonomi juga merupakan peristiwa politik atau lebih dikenal dengan politik ekonomi, maka tindakan yang hanya ber-orientasi memberikan bantuan teknis jelas tidak memadai. Pemberdayaan yang diperlukan adalah tindakan berbasis pada kesadaran masyarakat untuk membebaskan diri dari belenggu kekuatan ekonomi dan politik yang menghambat proses demokratisasi ekonomi. Komitmen para petugas pemberdayaan masyarakat dan lembaga-lembaga terkait pada pengembangan kemandirian petani dan nelayan kecil merupakan sesuatu yang sangat diperlukan.
g. Membangun jaringan ekonomi strategis.
Jaringan strategis akan berfungsi untuk mengembangkan kerjasama dalam mengatasi keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki kelompok ekonomi satu dengan lainnya baik dalam bidang produksi, pemasaran, teknologi dan permodalan. Salah satu yang sudah waktunya dibangun adalah jaringan infrastruktur telekomunikasi dan sistim informasi pendukungnya yang memanfaatkan seperti internet untuk membuka pintu gerbang seluas-luasnya bagi petani dan nelayan atas informasi yang diperlukan bagi pengembangan usahanya ( setidanya memalui mediasi para petugas penyuluh/pendamping pemberdayaan masyarakat).
h. Kontrol kebijakan
Agar kebijakan pemerintah benar-benar mendukung upaya pemberdayaan masyarakat, maka kekuasaan pemerintah harus dikontrol. Sebagai contoh adalah keikutsertaan organisasi petani dan nelayan dalam proses pengambilan keputusan tentang kebijakan pertanian dan perikanan.

Dengan memperhatikan arah tantangan pertanian dan perikanan yaitu seharusnya dikembangkan ke arah agribisnis, maka perlu mendapat penekanan bahwa sasaran strategis pemberdayaan masyarakat bukanlah sekedar peningkatan pendapatan semata, malainkan juga sebagai upaya membangun basis-basis ekonomi yang bertumpu pada kebutuhan masyarakat dan sumberdaya lokal yang handal. Dalam kerangka tersebut, keberhasilan upaya pemberdayaan masyarakat tidak hanya dapat dilihat dari meningkatnya pendapatan masayarakat melainkan juga aspek-aspek penting dan mendasar lainnya.
Beberapa aspek penting yang perlu mendapatkan perhatian dalam pemberdayaan masyarakat petani dan nelayan, antara lain :
a. Pengembangan organisasi/kelompok masyarakat yang dikembangkan dan berfungsi dalam mendinamisir kegiatan produktif masyarakat, misalnya berfungsinya HKTI, HNSI , dan organisasi lokal lainya .
b. Pengembangan jaringan strategis antar kelompok/organisasi masyarakat yang terbentuk dan berperan dalam pengembangan masyarakat tani dan nelayan, misalnya asosiasi dari organisasi petani dan nelayan, baik dalam skala nasional, wilayah, maupun lokal.
c. Kemampuan kelompok petani dan nelayan kecil dalam mengakses sumber-sumber luar yang dapat mendukung pengembangan mereka, baik dalam bidang informasi pasar, permodalan, serta teknologi dan manajemen, termasuk didalamnya kemampuan lobi ekonomi. Di sinilah maka perlunya ekonomi jaringan dipembangkan. Ekonomi jaringan adalah suatu perekonomian yang menghimpun para pelaku ekomomi, baik dari produsen, konsumen, service provider, equipment provider, cargo, dan sebagainya di dalam jaringan yang terhubung baik secara elektronik maupun melalui berbagai forum usaha yang aktif dan dinamis. Ekonomi jaringan ini harus didukung oleh jaringan telekomunikasi, jaringan pembiayaan, jaringan usaha dan perdagangan, jaringan advokasi usaha, jaringan saling belajar, serta jaringan lainnya seperti hasil temuan riset dan teknologi/inovasi baru, jaringan pasar, infomasi kebijakan dan pendukung lainnya yang dapat diakses oleh semua dan tidak dimonopoli oleh kelompok tertentu ( Sasono, 2000).
d. Pengembangan kemampuan-kemampuan teknis dan manajerial kelompok-kelompok masyarakat, sehingga berbagai masalah teknis dan organisasi dapat dipecahkan dengan baik. Di sini, selain masyarakat sasaran (petani dan nelayan), juga para petugas penyuluh/pendamping pemberdayaan masyarakat harus meningkatkan kompetensi diri sebagai petugas yang mampu memberdayakan , karena banyak diantara mereka justru ketinggalan kemampuannya dengan kelompok sasarannya.


PENUTUP

Upaya pemberdayaan masyarakat petani dan nelayan kecil merupakan jalan yang masih panjang dan masih penuh tantangan. Model pembangunan ekonomi yang sentralistik dan sangat kapitalistik telah melembaga sangat kuat baik secara ekonomi, politik maupun budaya, sehingga tidak mudah untuk menjebolnya. Hanya dengan komitmen yang kuat dan keberpihakan yang tulus, serta upaya yang sungguh-sungguh, pemberdayaan masyarakat petani dan nelayan kecil tersebut dapat diwujudkan.
Pemberdayaan masyarakat petani dan nelayan kecil agar mampu menjawab tantangan di era globalisasi ( yaitu menuju usaha agrobisnis) membutuhkan komitmen yang kuat dari pemerintah, para pelaku ekonomi, rakyat, lembaga pendidikan, organisasi profesi, serta organisasi-organisasi non pemerintah lainnya. Komitmen itu dapat diwujudkan dalam bentuk memberikan kepercayaan berkembangnya kemampuan-kemampuan lokal atas dasar kebutuhan setempat.
Penguatan peranserta masyarakat petani dan nelayan kecil sebagai pelaku pembangunan, karena harus didorong seluas-luasnya melalui program-program pendampingan menuju suatu kemandirian mereka. Disamping itu pula, perlu pengembangan organisasi, ekonomi jaringan dan faktor-faktor pendukung lainnya. Dengan usaha pemberdayaan masyarakat yang demikian itu, mudah-mudahan dapat membebaskan mereka dari kemiskinan dan keterbelakangan untuk menuju kehidupan yang lebih baik. Semoga (rk).

DAFTAR ACUAN

Freire, Paulo. 1984. Pendidikan Sebagai Praktek Pembebasan (Terj. AA. Nugroho), Jakarta : Gramedia.
Karsidi, Ravik. 2001.Paradigma Baru Penyuluhan Pembangunan dalam Pemberdayaan Masyarakat. Dalam Pambudy dan A.K.Adhy (ed.): Pemberdayaan Sumberdaya Manusia Menuju Terwujudnya Masyarakat Madani, Bogor: Penerbit Pustaka Wirausaha Muda.
Korten, David C. 1984. Pembangunan yang Memihak Rakyat. Jakarta : Lembaga Studi Pembangunan.
Mahmudi, Ahmad. 1999. Prinsip-Prinsip Pemberdayaan Masyarakat. TOT P2KP oleh LPPSLH, Ambarawa, 27 Nopember 1999.
Pambudy, Rachmat 1998. Sistem Penyuluhan Agribisnis Peternakan. Draft Disertasi S3 Pasca Sarjana, Bogor : IPB (tidak diterbitkan).
Saragih, Bungaran, 1998. Agribisnis: Paradigma Baru Pembangunan Ekonomi Berbasis Pertanian, Bogor: Yayasan Mulia persada Indonesia, Pt.Surveyor Indonesia dan PSP Lemlit IPB.
Sasono, Adi, 1999. Ekonomi Kerakyatan dalam Dinamika Perubahan, Makalah Konferensi Internasional Ekonomi Jaringan, Hotel Sangri-La, Jakarta 5-7 Desember.
——-, 2000. Bondowoso Incorporated: Membangun Ekonomi Daerah Berbasis Paradigma Ekonomi Kerakyatan, Forum Diskusi Pemda Kabupaten Bodowoso, 21 Nopember.
Sikhondze, Wilson B. 1999. The Role of Extension in Farmer Education and Information Dissemination in Swaziland, Journal : Edult Education and Development No. 53/1999, Institute for International Cooperation of The German Adult Education Association, Bonn : 112/DVV.
Sumardjo. 1999. Transformasi Model Penyuluhan Pertanian Menuju Pengembangan Kemandirian Petani, Bogor: Disertasi Doktor Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.

KONSEP PEMASARAN AGRIBISNIS

Salah satu kesalahpahaman yang sering dilakukan terhadap pemasaran dalam perusahaan agribisnis adalah pembatasannya pada fungsi penjualan saja, padahal dalam kenyataannya, pemasaran di dalam suatu perusahaan meliputi berbagai aspek keputusan dan kegiatan yang ditujukan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan pelanggan guna menghasilkan laba. Manajemen pemasaran bersangkut-paut dengan pengelolaan keseluruhan proses ini.

Keberhasilan secara dini dalam agribisnis biasanya dapat dicapai karena agribisnis tersebut mampu mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan pelanggan. Karena kebutuhan pelanggan terus berubah, maka program pemasaran juga harus selalu diubah sesuai kondisinya.
Komponen-Komponen Dari Rencana Pemasaran Strategik
Rencana pemasaran strategik memadukan semua kegiatan dan sumber daya bisnis secara logis guna memenuhi kebutuhan pelanggan dan menghasilkan laba. Rencana tersebut terdiri dari lima jenis keputusan pemasaran yang harus saling melengkapi. Bidang-bidang keputusan ini sering disebut sebagai bauran pemasaran atau marketing mix.
Keputusan Pasar yang Menyeluruh
- Penelitian Pasar
Penelitian pasar terutama bermanfaat untuk memahami kebutuhan dan daya-beli pelanggan. Penelitian pasar dapat didasarkan pada teknik statistik yang rumit, tetapi bisa juga hanya dengan mengadakan wawancara dan pengamatan secara informal. Akan tetapi yang namanya penelitian itu harus menghasilkan informasi yang obyektif dan analistis untuk digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan pasar.

- Segmentasi Pasar
Segmentasi Pasar mengelompokkan pelanggan ke dalam segmen-segmen atau kategori berdasarkan karakteristik yang bersesuaian. Dengan menyadari karakteristik umum, kebutuhan, dan motif pe,belian yang lazim terdapat pada setiap segmen khusus di seluruh pasar, agribisnis dapat merancang strategi khusus pemasaran yang dapat memikat segmen khusus yang akan dilayani
Keputusan mengenai Harga
- Penetapan Harga berdasarkan Biaya,
Penetapan harga berdasarkan biaya atau penetapan harga yang lebih besardari biaya (cost-plus), adalah cara penetapan biaya yang sederhana, yaitu hanya dengan menambahkan marjin tetap kepada biaya dasar masing-masing produk atau jasa..

- Penetapan Harga berdasarkan ROI,
Penetapan harga berdasarkan ROI (pengembalian atas investasi)
mirip dengan penetapan harga berdasarkan biaya plus. Metode ini dimulai dengan penetapan biaya produk yang dilanjutkan dengan penambahan suatu jumlah yang memadai untuk menghasilkan ROI yang telah ditetapkan.

- Penetapan Harga Bersaing,
Penetapan harga bersaing
menekankan sisi lain dari harga. Sementara metode penetapan harga berdasarkan biaya dan ROI cenderung mengabaikan kondisi pasar, metode penetapan harga bersaing pada hakikatnya mendasarkan harga pada harga pesaing. Artinya, harga produk perusahaan mengikuti harga rata-rata yang berlaku di pasar.

- Penetapan Harga berdasarkan KTO
Penetapan harga berdasarkan KTO (kontribusi terhadap overhead) merupakan suatu metode yang bertujuan mendorong penjualan ekstra dengan menjual produk tambahan yang melebihi jumlah proyeksi penjualan, dengan harga sedikit diatas tambahan.

- Penetapan Harga Penetrasi
Strategi penetapan pasar penetrasi menawarkan produk dengan harga lebih rendah untk membuka pasar seluas mungkin dan “penerimaan” konsumen yang sedemikian cepat atas produk yang bersangkutan.

- Perjenjangan Pasar (skimming the market)
merupakan kebalikan dari penetapan harga penetrasi. Metode penjenjangan memperkenalkan produk dengan harga tinggi untuk para pelanggan mewah. Kemudian setelah pasar relatif sempit itu menjadi jenuh, harga diturunkan secara bertahap.

- Daya-Serap Pasar,
Penetapan harga berdasarkan daya-serap pasar merupakan metode lain untuk menentukan harga produk dan jasa yang sangat unik.Metode ini seringkali digunakan dalam menetapkan harga jasa yang sangat terspesialisasi dan bervariasi pada setiap pekerjaan, dimana pekerjaan dirundingkan secara terpisah dan komunikasi antar pelanggan tidak terlalu lancar.

- Potongan Harga,
Potongan harga atau diskon memberikan pelanggan pengurangan dari harga yang diumumkan atau dari daftar harga karena alasan tertentu. Potongan harga berdasarkan volume pembelian seringkali diberikan pada agribisnis guna mendorong pembelian dalam jumlah besar yang akan meningkatkan volume penjualan dan menurunkan biaya per unit.

- Penetapan Harga Merugi,
Penetapan Harga Merugi (loss-leader princing) dilakukan dengan menawarkan satu atau beberapa produk dalam bauran produk dengan harga yang diturunkan untuk jangka waktu terbatas. Tujuannya adalah untuk mendorong penyerapan produk tertentu dalam jangka panjang.

- Penetapan Harga Psikologis,
Penetapan Harga Psikologis menghasilkan harga yang kelihatannya lebih memuaskan karena seakan-akan cukup rendah, seperti 99 sen, seakan-akan lebih murah ketimbang 1 dollar.

- Penetapan Harga bergengsi,
Penetapan harga bergengsi, di pihak lain, memberikan daya tarik dari segi citra mutu dan citra elite. Banyak orang berkeyakinan kuat bahwa harga yang tinggi selalu mencerminkan mutu yang tinggi. Penetapan harga bergengsi sangat banyak digunakan dalam agribisnis.

Selasa, 14 April 2009

Sistem Pertanian di Indonesia

Sistem ladang merupakan sistem pertanian yang paling primitif. Suatu sistem peralihan dari tahap budaya pengumpul ke tahap budaya penanam. Pengolahan tanahnya sangat minimum, produktivitas bergantung kepada ketersediaan lapisan humus yang ada, yang terjadi karena sistem hutan. Sistem ini pada umumnya terdapat di daerah yang berpenduduk sedikit dengan ketersediaan lahan tak terbatas. Tanaman yang diusahakan umumnya tanaman pangan, seperti padi darat, jagung, atau umbi-umbian.
Sistem tegal pekarangan berkembang di lahan-lahan kering, yang jauh dari sumber-sumber air yang cukup. Sistem ini diusahakan orang setelah mereka menetap lama di wilayah itu, walupun demikian tingkatan pengusahaannya rendah. Pengelolaan tegal pada umumnya jarang menggunakan tenaga yang intensif, jarang ada yang menggunakan tenaga hewan. Tanaman-tanaman yang diusahakan terutama tanaman tanaman yang tahan kekeringan dan pohon-pohonan.
Sistem sawah, merupakan teknik budidaya yang tinggi, terutama dalam pengolahan tanah dan pengelolaan air, sehingga tercapai stabilitas biologi yang tinggi, sehingga kesuburan tanah dapat
dipertahankan. Ini dicapai dengan sistem pengairan yang sinambung dan drainase yang baik. Sistem sawah merupakan potensi besar untuk produksi pangan, baik padi maupun palawija. Di beberapa daerah, pertanian tebu dan tembakau menggunakan sistem sawah. Sistem perkebunan, baik perkebunan rakyat maupun perkebunan besar (estate) yang dulu milik swasta asing dan sekarang kebanyakan perusahaan negara, berkembang karena kebutuhan tanaman ekspor. Dimulai dengan bahan-bahan ekspor seperti karet, kopi, teh dan coklat yang merupakan hasil utama, sampai sekarang sistem perkebunan berkembang dengan manajemen yang industri pertanian.